1. PENDAHULUAN
Ikan Betta atau dengan sebutan populer ikan cupang
(Betta Splendens) merupakan salah satu ikan hias yang mempunyai nilai
komersial, baik untuk pasar dalam negeri maupun pasar ekspor. Sebagai
ikan hias yang gemar berantem, mempunyai penampilan yang menarik yaitu
mempunyai sirip yang relatif panjang dengan spektrum warna yang bagus
sedangkan pada ikan betta betina penampilannya kurang menarik, karena
siripnya tidak panjang dan warnanya pun tidak cerah sehingga pada ikan
betta, jenis kelamin jantan lebih tinggi dibanding jenis kelamin betina.
Dengan dasarnya itulah diperlukan upaya memperbanyak produksi ikan
Betta jantan, yang dapat dilakukan secara masal.
2. TEKNIK PEMIJAHAN DAN PRODUKSI
Pada
induk jantan yang matang gonad warna siripnya lebih cerah sedang pada
induk betina perutnya membuncit dan secara transparan, telur pada
saluran pengeluaran dapat terlihat.
Pada prinsipnya pemijahan
dilakukan secara berpasangan dalam setiap wadah yang terpisah (akuarium,
ember atau dalam kotak-kotak yang ditempatkan didalam bak). Sebelum
dicampurkan induk betina dimasukkan dalam botol agar tidak mengganggu
jantan dalam membuat sarang busa. Sarang dibuat dengan cara mengambil
gelembung udara dari permukaan dan melepaskannya ke bawah permukaan daun
atau tanaman air yang mengapung dipermukaan air. Proses ini berlanjut
berjam-jam dengan sesekali berhenti untuk makan.
Bila sarang telah
siap, induk betina dikeluarkan dari botol, dicampurkan dengan jantan
agar dapat memulai pemijahan. Pada saat pemijahan tubuh jantan
menyelubungi induk betina membentuk huruf " U " dengan ventral saling
berdekatan selama + 1 menit sampai mengeluarkan telur yang segera
dibuahi sperma. Telur perlahan tenggelam dan akan segera diambil oleh
induk jantan dengan mulutnya untuk selanjutnya diletakkan disarang busa.
Proses pemijahan berlangsung selama + 1 jam dengan 20-25 tahap
pemijahan yang sama. Ketika aktifitas pemijahan berakhir, induk betina
dipindahkan dari tempat pemijahan untuk dikembalikan ke tempat
pemeliharaan induk, namun sebaiknya lebih dulu dimasukkan dalam larutan
metyline blue 2 mg/liter selama 24 jam untuk mengobati luka yang mungkin
ada setelah pemijahan. Sedang induk jantan tetap pada wadah pemijahan
untuk merawat dan menjaga telur sampai menetas. Dalam setiap kali
pemijahan diperoleh telur sebanyak 1000-1500 butir. Selanjutnya
pemeliharaan larva dan pendederan serta pembesaran dapat dilakukan pada
wadah berupa bak tembok dengan pakan berupa cacing Tubifex sp. atau
Chironomus sp. untuk siap dipasarkan.
3. TEKNIK MEMPERBANYAK IKAN CUPANG JANTAN
Ikan
betta jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan sirip-sirip yang
lebih panjang dibanding ikan betta yang betina. Oleh karena itu ikan
betta jantan lebih diminati konsumen dan mempunyai nilai komersial yang
lebih tinggi dibanding yang betina. Sehubungan dengan itu perlu
dilakukan teknik memperbanyak produksi ikan betta jantan dalam setiap
kali pemijahan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
pemberian hormon androgen pada masa diferensiasi kelamin.
Teknik
pemberian hormon tersebut adalah dengan cara meremdam telur ikan betta
pada fase bintik mata ( + 30 jam setelah pemijahan ) kedalam larutan
hormon 17 Alpa metiltestosteron dengan konsentrasi 20 mg/liter air
selama 8 jam. Pembuatan larutan hormon tersebut adalah dengan cara
melarutkan hormon sebanyak 20 mg ke dalam 1 ml alkohol 70 % dan
selanjutnya dimasukan keair yang akan dipakai merendam sebanyak 1 liter.
Telur
hasil perendaman dimasukkan kembali kedalam wadah yang berisi air
dengan diberi larutan metyline blue untuk mencegah timbulnya jamur dalam
proses penetasan. Tahap selanjutnya sama dengan prosedur pembenihan
ikan betta sampai berumur tiga bulan untuk dapat dibedakan jenis
kelaminnya. Diharapkan dengan pemberian hormon steroid tersebut dapat
memperbanyak ikan betta jantan sampai dengan 95 % dalam setiap
pemijahan.
Selamat Datang..!!!
Begitu besar animo masyarakat baik di-Indonesia maupun mancanegara khususnya asia pada spesies satu ini. Ikan Cupang, begitu populernya spesies air tawar ini sehingga sangat diminati oleh berbagai golongan baik tua maupun muda. Batam betta Fighting Club mencoba untuk menyatukan para pecinta Ikan Cupang Adu (Betta.sp) Khususnya untuk para hobiis diwilayah batam dan sekitarnya. Batam Betta Fighting Club (BBFC) didirikan tanggal 01 juli 2008 oleh Bp.Wijaya Kusuma, salah seorang hobiis dan pemerhati ikan cupang.
Selasa, 18 Februari 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.